Senin, 17 Maret 2014
PENANTIAN SANG AYAH
Tersebutlah seorang ayah yang mempunyai anak. Ayah ini sangat menyayangi anaknya. Di suatu weekend, si ayah mengajak anaknya untuk pergi ke pasar malam. Mereka pulang sangat larut. Di tengah jalan, si anak melepas seat beltnya karena merasa tidak nyaman. Si ayah sudah menyuruhnya memasang kembali, namun si anak tidak menurut.
Benar saja, di sebuah tikungan, sebuah mobil lain melaju kencang tak terkendali. Ternyata pengemudinya mabuk. Tabrakan tak terhindarkan. Si ayah selamat, namun si anak terpental keluar. Kepalanya membentur aspal, dan menderita gegar otak yang cukup parah.
Setelah berapa lama mendekam di rumah sakit, akhirnya si anak siuman. Namun ia tidak dapat melihat dan mendengar apapun. Buta tuli. Si ayah dengan sedih, hanya bisa memeluk erat anaknya, karena ia tahu hanya sentuhan dan pelukan yang bisa anaknya rasakan.
Begitulah kehidupan sang ayah dan anaknya yang buta-tuli ini. Dia senantiasa menjaga anaknya. Suatu saat si anak kepanasan dan minta es, si ayah diam saja. Sebab ia melihat anaknya sedang demam, dan es akan memperparah demam anaknya.
Di suatu musim dingin, si anak memaksa berjalan ke tempat yang hangat, namun si ayah menarik keras sampai melukai tangan si anak, karena ternyata tempat ‘hangat’ tersebut tidak jauh dari sebuah gedung yang terbakar hebat.
Suatu kali anaknya kesal karena ayahnya membuang liontin kesukaannya. Si anak sangat marah, namun sang ayah hanya bisa menghela nafas. Komunikasinya terbatas. Ingin rasanya ia menjelaskan bahwa liontin yang tajam itu sudah berkarat., namun apa daya si anak tidak dapat mendengar, hanya dapat merasakan. Ia hanya bisa berharap anaknya sepenuhnya percaya kalau papanya hanya melakukan yang terbaik untuk anaknya.
Saat-saat paling bahagia si ayah adalah saat dia mendengar anaknya mengutarakan perasaannya, isi hatinya. Saat anaknya mendiamkan dia, dia merasa tersiksa, namun ia senantiasa berada disamping anaknya, setia menjaganya. Dia hanya bisa berdoa dan berharap, kalau suatu saat Tuhan boleh memberi mujizat. Setiap hari jam 4 pagi, dia bangun untuk mendoakan kesembuhan anaknya. Setiap hari.
Beberapa tahun berlalu. Di suatu pagi yang cerah, sayup-sayup bunyi kicauan burung membangunkan si anak. Ternyata pendengarannya pulih! Anak itu berteriak kegirangan, sampai mengejutkan si ayah yg tertidur di sampingnya. Kemudian disusul oleh pengelihatannya. Ternyata Tuhan telah mengabulkan doa sang ayah. Melihat rambut ayahnya yang telah memutih dan tangan sang ayah yg telah mengeras penuh luka, si anak memeluk erat sang ayah, sambil berkata. “Ayah, terima kasih ya, selama ini engkau telah setia menjagaku.
sumber : Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Entri Populer
-
Madu Ceng merupakan salah satu pilihan alternative dari berbagai Produk Pasutri terkait kejantanan pria dewasa. Jika Anda sudah mencoba ...
-
Berat isi : 250 gram Harga : Rp 20.000,- / kotak Happy Tjahyono email : happytjahyono@gmail.com sms / call : +62 838 5628 3234 ...
-
SAMOSA Samosa merupakan makanan khas timur tengah. Kue yang digoreng ini lebih mirip dengan kue pastel dengan bentuk segitiga. Ba...
-
Alkisah, disebuah kelas sekolah dasar, bu guru memulai pelajaran dengan topik bahasan, “Setiap insan adalah spesial”. Kehadiran manusia di d...
-
OMAH KRUPUK Krupuk Puli : Kerupuk khas Jawa Timur yang berbahan dasar beras, dan diracik dengan bumbu yang alami seperti bawang, memil...
-
Dengan inovasi sprei karet keliling yang membuat nyaman dan tempat tidur selalu rapi, menjadi sprei pilihan terbaik untuk menjamin kepuas...
-
Memiliki kulit yang mulus, sehat dan cerah tentu menjadi dambaan setiap wanita. Khni ada cara yang sangat mudah untuk mendapatkannya, ...
-
EVY's COLLECTION HP : 082126792926 Pin BB : 21FB3C5B EC-001 EC-002 EC-003 EC-004 EC-005 EC-006 EC-007 EC-0...
-
AC CUCI GUDANG !!! GRAND SALE AKHIR TAHUN !!! Macam-macam peralatan dan perlengkapan rumah tangga merk SHARP dengan harga spesial ! Ant...
-
Gula Merah Kelapa dengan bentuk lempengan bulat berdiameter 7,5 cm dan tebal 1,2 cm Bahan asli dari kelapa berkualitas, lebih keras, leb...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar